Kamis, 05 Juli 2012

YASSIR ARAFAT TERNYATA DIRACUN POLONIUM




 








































ZIONIS GO TO HELL—Pemimpin Palestina Yassir Arafat yang meninggal tahun 2004 diracun dengan polonium, begitu menurut temuan riset laboratorium yang dilakukan di Swiss.

Al Jazeera, Selasa (3/7/2012) melaporkan, analisa dilakukan atas sampel biologis yang diambil dari barang-barang milik mendiang Arafat, yang diberikan kepada istrinya, Suha, oleh rumah sakit militer di Paris tempat Arafat menghembuskan nafasnya yang terakhir. Demikian dikatakan oleh Francois Bochud, pimpinan Institute of Radiation Physics di Universitas Lausanne.
Kepada Al Jazeera Bochud berkata, “Kesimpulannya, kami memang menemukan polonium dalam jumlah yang signifikan pada sampel-sampel ini.”
Polonium pernah dipakai untuk membunuh mantan mata-mata Rusia yang kemudian menjadi kritikus Kremlin, Alexander Litvinenko. Pada tahun 2006, Litvinenko tewas setelah minum es teh di sebuah hotel di London, yang kemudian diketahui mengandung zat radioaktif polonium.
Untuk membuktikan teori bahwa Arafat meninggal karena diracun dengan polonium, Bochud mengatakan, kuburan Afarat harus digali kembali untuk mengambil sampel dari jasadnya.
“Jika (Suha) benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi dengan suaminya, (kami perlu) mendapatkan sampel. Maksud saya, penggalian kuburnya … bisa memberikan kita sampel yang pasti akan mengandung polonium dalam jumlah banyak, jika dia memang diracun,” kata Bochud.
Yassir Arafat meninggal pada 11 Nopember 2004, beberapa pekan setelah mendapat perawatan medis. Pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu dirawat di Prancis dengan diangkut lewat udara dari Tepi Barat.
Para pejabat Prancis, dengan berlindung dibalik undang-undang kerahasiaan, menolak mengungkapkan penyebab pasti kematian Afarat dan menolak menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan pemimpin PLO itu sebenarnya.
Para pejabat Palestina menduga, Arafat diracun oleh musuh besar mereka, Israel.
Pada tahun 2005, sebuah penyelidikan yang tidak tuntas atas kematian Arafat memperkirakan, kematian pemimpin berusia 75 tahun itu disebabkan oleh kanker, AIDS atau racun.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar