Minggu, 18 Desember 2011

MELAWAN ISRAEL, DARI YANG KERAS HINGGA YANG DAMAI

Pipa Gas Mesir ke Israel dan Yordania Kembali Diledakkan


ldk.jpg (640×392)
Sebuah pipa Mesir yang mengalirkan gas ke Israel dan Yordania dibom pada hari Minggu ini (18/12), namun tidak ada api yang meletus karena jalur yang mengalir melalui Sinai Utara sudah dinonaktifkan, sumber keamanan mengatakan.
Ledakan itu terjadi di area 5 km (tiga mil) sebelah selatan kota pesisir Mediterania al-Arish.
"Serangan itu dilakukan dengan menggunakan bahan peledak yang dikendalikan dari jarak jauh oleh para penyerang tak dikenal yang tiba di lokasi dengan menggunakan kendaraan roda empat," kata sumber itu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan pipa sejak pemberontakan rakyat berhasil menggulingkan Mubarak di bulan Februari. Satu serangan terjadi sebelum Mubarak digulingkan.
Ledakan terbaru menghancurkan pipa, tetapi tidak ada api yang terlihat karena pompa gas telah dihentikan sejak serangan terakhir pada 28 November.
Pemerintah mengatakan pada bulan November bahwa mereka akan memperketat tindakan keamanan sepanjang jalur pipa dengan menginstal perangkat alarm dan merekrut patroli keamanan dari suku Badui yang ada di daerah tersebut.
Keamanan di Sinai menjadi longgar setelah kejatuhan Mubarak dan minimnya kehadiran polisi di seluruh wilayah Mesir.
Sinai telah lama menjadi wilayah bergolak, di mana suku Badui mengeluhkan adanya pengabaian pemerintah terhadap mereka. Beberapa resort Laut Merah dengan hotel bintang lima bertebaran di Sinai, namun Badui mengatakan mereka tidak melihat manfaatnya bagi kesejahteraan mereka.(fq/reu)


Sentimen Anti-Israel di Eropa Memicu Ketakutan Israel Sekali Lagi


Ketakutan Israel dari sentimen anti-Israel yang semakin tumbuh di beberapa kota di Eropa baru-baru ini telah bangkit sekali lagi sebagai akibat dari kejahatan Israel yang meningkat terhadap warga Palestina.
Dalam satu insiden, sebuah ruang kuliah di universitas Naples Italia baru-baru ini berubah menjadi medan "pertempuran" ketika profesor dari universitas Haifa Israel Vardit Ha'im pembicaraannya diinterupsi dan dikritik beberapa kali oleh mahasiswa pro-Palestina serta aktivis perdamaian yang memaksa dia meninggalkan aula.
Dalam insiden lain, pengunjuk rasa AS di negara bagian Minnesota beberapa hari lalu menuntut pemerintah mereka untuk menghentikan investasi Israel di AS dalam upaya mencegah penggunaan dari pendapatan serta investasi Israel terhadap perluasan permukiman Yahudi dan dinding pemisah di wilayah pendudukan.
Di Berlin, peserta simposium di ibukota Jerman baru-baru ini menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan serta menerapkan kebijakan apartheid terhadap rakyat Palestina. (fq/pic)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar