“Hai Bani Israil, ingatlah akan ni’mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku , niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” (QS. Al Baqarah (2): 40).
Ibnu Abbas rhadiyallahu ‘anhu: “Israil berarti abdullah (hamba Allah).”
Israil adalah nama lain dari Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam.
Bani Israil adalah keturunan dari Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam. Dan sebagian besar dari Bani Israil yang terkenal keingkarannya ini dan suka melupakan ni’mat yang diberikan Allah adalah dari keturunan Yahuda putera Israil, yang kemudian Bani Israil yang ini lebih dikenal dengan nama “Yahudi”.
Bani Israil (Yahudi) memiliki perjalanan sejarah yang begitu panjang hingga sekarang. Dan begitu banyak sudah Allah telah membeikan ni’mat-Nya kepada kaum “pilihan” ini.
Allah Subhana Wa Ta’ala memerintahkan Bani Israil agar mengingat ni’mat-ni’mat Allah, karena Bani Israil adalah kaum yang tidak suka mengingat ni’mat Allah, suka melupakan ni’mat Allah yang diberikan di masa lalu.
Ni’amat apa saja?
Mujahid: “Ni’mat yang disebut, dan lain-lainnya. Memancarkan air dari batu, dan turunnya manna dan salwa, dan menyelamatkan mereka dari penjajahan (perbudakan) Fir’aun.”
Abul Aliya: “Ni’mat yang menjadikan di antara mereka Nabi dan Rasul serta menurunkan kitab pada mereka.”
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al Maidah (5): 20 :
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah ni’mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain”
Dan hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dahulu Bani Israil senantiasa dipimpin oleh para Nabi, setiap mati seorang Nabi diganti oleh Nabi yang lain….” (penggalan hadits shahih Bukhari).
Telah diketahui bahwa sejak Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam, Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi dan Rasul dari kalangan mereka sendiri hingga Nabi Isa ‘Alaihissalam.
Dan di antara ni’mat-ni’mat yang lain adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an. Di antaranya:
- Allah melebihkan Bani Israil atas segala ummat pada masanya (QS. Al Baqarah (2): 47).
- Diselamatkan dari Fir’aun dan pengikut-pengikutnya (QS. Al Baqarah (2): 49-50).
- Diampuni dosa-dosanya karena menyembah patung anak lembuh (QS. Al Baqarah (2): 51-52).
- Diberikan Al Kitab (Taurat, Zabur, Injil dan suhuf).
- Dibangkitkan setelah mati disambar halilintar (QS. Al Baqarah (2): 55-56).
- Dinaungi awan dan diturunkan manna wa salwa (QS. Al Baqarah (2):57).
- Diberikan air memancar dari batu (QS. Al Baqarah (2): 60).
- Dan ni’mat-ni’mat lainnya.
Melupakan ni’mat yang artinya tidak bersyukur adalah salah satu karakter dan watak Yahudi yang sudah mengakar. Maka dapat pula disimpulkan bahwa seorang Muslim yang suka melupakan ni’mat dan tidak bersyukur adalah Muslim bekarakter Yahudi.
Sangat perlu diketahui, bahwa orang kafir yang salah satu di dalamnya adalah Zionis Yahudi, adalah setan dalam wujud manusia. Itu berarti mereka adalah pengikut Iblis. Coba simak misi Iblis berikut ini:
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).” (QS. Al A’raf (7): 16-17).
Melupakan ni’mat atau tidak bersyukur akan membentuk kita menjadi hamba yang lemah dan menyeret kita ke dalam lingkaran komunitas raksasa yang berkarakter Yahudi. Padahal….
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang ” (QS. An Nahl: 18)
“Dan sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mempunyai kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya).” (QS An Naml:73)
Jika kita membaca Surah Ar Rahman, maka ni’mat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?
Zionis Yahudi sangat berkepentingan untuk membuat kita menjadi manusia-manusia yang melupakan ni’mat dan tidak bersyukur. Bahkan di dalam satu dokumen “Catatan Rahasia Para Sesepuh Zionis”, terungkap bahwa salah satu langkah yang mereka perbuat untuk manusia adalah menciptakan kondisi yang akan membuat manusia itu sibuk dengan rutinitas dunianya, sehingga manusia lupa dan tidak memiliki waktu untuk beribadah dan bersyukur kepada Rabb-nya.
Dan apa bila manusia itu menjadi hamba yang bersyukur, maka ia akan bertambah kuat dalam perlindungan Allah. Sebagaimana janji Allah:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim:7)
Bagaimana musuh-musuh Muslimin akan bisa mengalahkan orang-orang yang selalu dibei ni’mat oleh Yang Maha Kuat? Karena itulah, Zionis Yahudi berusaha menyeret manusia menjadi hamba yang ingkar ni’mat supaya hamba tersebut tidak disayangi Allah dan justeru akan mengazabnya.
Dan musuh-musuh Muslimin akan lebih kebingungan jika seorang Muslim memiliki karakter seperti yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kagumi:
“Sangat menarik bagi urusan orang mukmin itu. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya dan tiada yang demikian itu bagi seseorang melainkan hanyalah bagi orang yang beriman. Jika ia memperoleh kebaikan, maka ia bersyukur, maka baiklah padanya. Jika ia mendapat kesulitan maka ia bersabar dan menjadi baiklah padanya.” (HR Muslim)
Wahai Muslimin! Janganlah melupakan ni’mat yang telah Allah berikan (QS. Ali Imran (3): 103) dan janganlah berkarakter Yahudi. Bersyukurlah, maka Allah akan memperkuatmu dengan berbagai ni’mat-ni’mat-Nya.
Wallahu a’lam. (abu dzakira)
( Copas: Abudzakira Blog )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar