(PERANG DUNIA XXX) – Ketua Komite Indonesia untuk
Solidaritas Palestina Ferry Nur mengatakan keberhasilan rekonsiliasi Hamas dan
Fatah tergantung sikap Amerika, Jakarta, Sabtu sore (9/2).
“Sebenarnya
Hamas dan Fatah bisa bersatu, buktinya mereka bertemu berkali-kali. Sudah tiga
rekonsiliasi dan beberapa pertemuan sudah berlangsung. Tapi ketika rekonsiliasi
itu akan berakhir dengan baik dan akan ada kesepakatan, Amerika dan zionis
Yahudi melakukan penekanan kepada Fatah sehingga Fatah menjaga jarak dengan
Hamas,” kata Ferry kepada Miraj News Agency (MINA).
Menurut Ferry,
dengan meningkatnya status Palestina yang mulai diakui oleh PBB dan masyarakat
internasional, tentunya akan menuntut lebih jauh perjuangan Hamas – Fatah dalam
rangka mengembalikan bumi Palestina kepada rakyat Palestina. Juga mengembalikan
masjid Al-Aqsha yang sampai saat ini masih dikuasai oleh Yahudi.
“Ini adalah
langkah awal untuk melakukan
langkah-langkah berikutnya bagi cita-cita bangsa Palestina, yaitu merdeka
secara utuh dan ideologi,” kata Ferry yang akhir tahun kemarin mengunjungi Gaza
untuk kedua kalinya.
Ferry berharap
ada langkah-langkah yang lebih konkrit dari kedua kelompok. Kemajuan terlihat
dari kedua pihak sudah melakukan pendataan peserta pemilu kepada rakyat
Palestina setelah tertunda beberapa tahun.
“Itu adalah
hal yang sangat menggembirakan, karena sudah mulai tumbuh sikap saling percaya,”
kata Ferry.
“Kita mengharapkan rakyat Palestina dapat memilih pemimpin-pemimpin
yang memperjuangkan aspirasi mereka dan akan mengantarkan Palestina kepada
kemerdekaan dengan ibukota Al-Quds.”
Mengenai
hasil pemilu Israel, Ferry berpendapat bahwa pemilu Israel tidak memiliki
pengaruh terhadap rakyat Palestina.
“Bagi rakyat
Palestina, ada pemilu atau tidak di Israel, tetap mereka akan berjuang karena
intinya adalah bagaimana mereka dapat
kembali ke kampung halamannya, mereka dapat merdeka dan memiliki ibukota
Al-Quds yang di dalamnya ada masjidil Aqsha,” tegas Ferry.
Pria yang
memimpin sosialisasi masjid Al Aqsha dengan program mushaf Al-Qur’an bercover
masjid Al-Aqsha itu menambahkan bahwa itulah yang diinginkan oleh rakyat
Palestina, baik di tanah yang terjajah maupun di kamp-kamp pengungsian di
berbagai negara-negara Arab.
Perbedaan
pendapat antara Hamas dan Fatah
menyebabkan pemilu Palestina yang ditunda selama beberapa tahun. Hamas saat ini
menguasai Gaza, sementara Fatah tetap dominan di Tepi Barat.
Pada Mei 2011 dua faksi besar Palestina itu telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Doha, Qatar tetapi dalam pelaksaannya belum sesuai harapan. Namun dalam beberapa bulan terakhir ada tanda-tanda hubungan yang lebih dekat antara keduanya. "Kami akan terus mendukung dan melaksanakan rekonsiliasi," kata Meshaal seperti yang diterima MINA di Jakarta.
Meshaal mengungkapkan pihaknya sedang berkoordinasi dengan para pemimpin Palestina lainnya untuk membentuk pemerintahan Palestina yang berdaulat melalui pamilu parlemen dan presiden.
Pada Mei 2011 dua faksi besar Palestina itu telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Doha, Qatar tetapi dalam pelaksaannya belum sesuai harapan. Namun dalam beberapa bulan terakhir ada tanda-tanda hubungan yang lebih dekat antara keduanya. "Kami akan terus mendukung dan melaksanakan rekonsiliasi," kata Meshaal seperti yang diterima MINA di Jakarta.
Meshaal mengungkapkan pihaknya sedang berkoordinasi dengan para pemimpin Palestina lainnya untuk membentuk pemerintahan Palestina yang berdaulat melalui pamilu parlemen dan presiden.
“Kami juga
berunding dengan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) untuk membentuk komite
nasional dan komite aksekutif untuk mempersiapkan pemilu,” tambah pemimpin
tertinggi Hamas itu. (Abu Dzakir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar