ZIONIS GO TO HELL --- West Bank// Hadeel Abu Turki (17) tahun, wanita termuda Palestina yang berada di penjara Israel, ditangkap kembali di depan Masjid Ibrahimi setelah dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan Wafa'a Ahrar.
Ahrar melakukan wawancara dengan Fuad Um, ibu Hadeel, berbicara dengan suara yang penuh dengan kecemasan dan air mata. Ketakutan yang mendominasi perasaannya mengenai kesehatan dan nasib putrinya mengatakan kepada keluarganya dalam sebuah surat bahwa ia begitu tertekan, cemas dan hidup dalam ketakutan.
"Ini menyakitkan saya, kehidupan anak saya terhenti oleh penahanan, Hadeel meninggalkan sekolahnya di kelas 8 setelah ditangkap berkali-kali dan tidak hadir untuk waktu yang lama dari sekolahnya,“ ungkap sang ibu.
Ilustrasi |
Hadeel ditangkap untuk kali pertama pada 21 Februari 2009 dengan kakaknya Jihad di dekat Masjid Suci Ibrahimi. Pasukan pendudukan mengklaim bahwa putri Fuad Um membawa alat tajam. Hadeel berusia 14 tahun dan kakaknya 15. Kakaknya, Jihad dijatuhi hukuman selama 15 bulan penjara, namun dalam waktu tujuh bulan sebelum dibebaskan, sesuai dengan kesepakatan pertukaran tahanan. Hadeel ditempatkan di koloni Arba Kariat untuk penyelidikan, dipenjara di sel isolasi selama sebulan dengan pembayaran jaminan 5000 shekel, demikian Ahrar melaporkan.
Sang ibu melanjutkan, Hadeel ditangkap untuk kedua kalinya di dekat Masjid Ibrahimi pada 2010, dia dijatuhi hukuman selama dua bulan setengah, sebelum dipindahkan ke Beit Jala Yayasan khusus Perempuan. Selama periode itu, ia dilarang membuat panggilan telepon atau kunjungan keluarga. "
"Setelah penangkapan ini, sekolah Hadeel menolak untuk menerima lagi karena ia telah melewatkan banyak pelajaran yang mustahil untuk kompensasi," jelas ibunya.
Pada 27 Julli 2012 Hadeel ditangkap untuk kedua kalinya pada check point Israel di dekat kampus Masjid Ibrahimi. Israel mengklaim bahwa dia berencana ingin menyemprot wajah seorang prajurit. Dia dijatuhi hukuman selama satu tahun dan jaminan dari 1000 shekel.
Um Fuad mengunjungi putrinya hanya sekali dan sebagian besar anggota keluarganya dilarang mengunjungi Hadeel kecuali adik bungsunya yang berumur 14 tahun yang biasanya dikirim kembali ke rumah dan dicegah dari kunjungan dengan dalih yang tidak logis seperti tidak memiliki surat dari orang tua.
Sang ibu juga menegaskan, penahanan gadis-gadis muda adalah fenomena yang sangat berbahaya, terutama pendudukan yang menganiaya mereka, anak perempuan dipukuli, melakukan perbuatan yang tak bermoral kepada para pengunjung, seperti menminta uang dari keluarga mereka.
Fuad Khuffash, direktur Ahrar, menambahkan Israel telah melanggar kesepakatan pertukaran tahanan melalui penangkapan kembali tiga dari tahanan perempuan yang dibebaskan; Hadeel, Han'a Shalabi dan Muna Qadan.
Khuffash juga menambahkan bahwa Israel telah melanggar semua konvensi internasional karena telah menangkap anak-anak dan pemuda di bawah usia 18 tahun.(T/P08/R2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar