Jumat, 16 Maret 2012

KONSEP ALAM BAWAH SADAR ALA KABBALAH FREUD

Plagiat Konsep Alam Bawah Sadar Ala Kabbalah Freud

Siapa dalang dibalik metode mind control Edward Bernays. Jika anda kuliah di psikologi, pasti kita temuai bahwa nama pertama yang muncul adalah Sigmund Freud. Tokoh Yahudi kelahiran Wina terebut bagai dewa di tiap kampus psikologi, meski sejumlah teorinya sudah cacat baik dari segi agama maupun penelitian ilmiah.

Sigmund Freud sendiri awalnya bukanlah psikolog, tapi seorang dokter yang kemudian terlibat adalam studi kedokteran jiwa. Nama Freud kemudian baru melambung ketika ia mencetuskan apa yang ia sebut dengan psikoanalisis. Psikoanalisis adalah metode psikologi yang menjelaskan bahwa sejatinya kepribadian manusia digerakkan oleh alam bawah sadar.
Ketimbang alam sadar, dan alam pra sadar, Alam Bawah Sadar manusia memainkan sekitar 80% kehidupan manusia. Dalam alam bawah sadar tersimpan segala jenis keinginan yang kesemuanya bersifat biologis-duniawi, seperti makan, minum, seksualitas, keindahan fisik, dan lain sebagainya. Makanya itu Freud berujar bahwa manusia digerakkan oleh insting biologis yakni libido.
Secara sederhana, untuk mengidentifikasi, apakah alam bawah sadar itu, kita bisa melihat dalam konteks mimpi. Menurut Freud bayangan perempuan dan kehidupan kita yang muncul dalam mimpi adalah perwujudan dari manifestasi alam bawah sadar yang tidak bisa terlaksana dalam dunia nyata. Ketika seseorang ingin hidup kaya, namun ia tidak mampu, gambaran kehidupan kaya akan muncul lewat mimpi. Jika seorang laki-laki mendambakan perempuan yang dicintainya namun tak dapat terlaksana pada kehidupan yang riil, ia akan tampil lewat mimpi.
Maka itu, kerap didapati ketika Freud menangani penderita sakit maupun gangguan jiwa, ia meminta pasiennya untuk mengeluarkan alam bawah sadar terpendammnya. Pasien disuruh tidur dalam suasana rileks dan mengingat-ingat apa yang ada dalam alam bawah sadarnya. Teknik inilah yang ia namakan dengan istilah asosiasi bebas dan sedikit banyak dalam praktek hipnosis.
Lantas dari manakah Freud menemukan konsep tentang alam bawah sadar? apakah hal itu murni dari pemikiran Freud? Ternyata tidak, Freud hanya menjiplak pemikiran Karl Eduard von Hartmann (1824-1906). Von Hartmann adalah filsuf ternama Jerman yang mencampurkan ide-ide Arthur Schopenhaur (1788-1860) dengan mistisisme Yahudi (Kabbalah) dan menulis “Philosophy of the Unconsiousnous” pada tahun 1869, yang sangat mempengaruhi anak muda bernama Sigmund Freud.
Perlu dicatat, Von Hartmann juga mengkombinasikan pantheisme dengan panlogisme di dalam bara pembayangan Schelling di dalam Filsafat Positifisme yang memang lahir dari hasil pemikiran Kabbalah.
Oleh karenanya, amat beralasan ketika Sanford L. Drob, seorang pengkaji Psikologi Klinis, dalam tulisannya “Freud and Kabbalah” menyatakan bahwa dampak Yahudi terhadap Freud dan pemikrian psikoanalisisnya telah menjadi subyek dari sejumlah perawatan selama bertahun-tahun.
Tidak hanya itu, David Bakan (pada tahun 1957), salah seorang pendiri psikologi Humanistik, juga memiliki pandangan serupa. Ia berupaya menarik kesejajaran antara psikoanalisis dan mistisisme Yahudi. Bahkan Bakan mencoba untuk menunjukkan bahwa Freud adalah seorang "kripto-Sabbatean", seorang pengikut sekte sesat Shabbatai Zevi (1626-1676) yang mengklaim diri sebagai Mesiah pada abad ketujuh belas di Polandia.
Oleh karena itu pada akhirnya, Sanford L. Drob berkesimpulan bahwa terjadi banyak persamaan antara psikoanalisis dan berbagai praktek, metode hermeneutika, dan pengaturan kelembagaan Kabbalah. Secara panjang lebar, ia menulis,
“Di sini saya hanya bisa memberikan garis besar singkat tentang kaitan antara teori Freud dan teosofi Lurianic…. Menurut Freud perkembangan individu melibatkan penyaluran energi prokreasi (libido). Energi ini sejalan dengan Kabbalist's atau Ein-Sof (Cahaya yang tak terhingga) yang kemudian dimodifikasi kedalam struktur, ego, dan superego. Fungsi dari hal ini adalah bertugas untuk menyalurkan dan mengatur pancaran emanasi lebih lanjut kepada libido individu, sebagaimana Sefirot dirancang sebagai kapal untuk menyalurkan cahaya dan energi dari kehendak Tuhan.”

(EraMuslim)

4 komentar: