(PERANG DUNIA XXX) --- Ramallah// Pasukan Israel menangkap enam warga Hebron, Tepi Barat. Dua di antaranya adalah warga Nablus dalam sebuah penggerebegan rumah di Ramallah, Palestina pada Selasa (5/3) kemarin.
Sumber wafa menyebutkan bahwa tiga diantara warga yang ditangkap adalah bekas tahanan Israel yang baru saja keluar dari penjara Israel.
Dalam aksi tersebut, pasukan Israel juga menumbangkan lebih dari 80 pohon zaitun milik petani Palestina di desa Nahalin. Penduduk mengatakan bahwa mereka datang dari Beit Ayin dan menghancurkan pohon-pohon mereka.
(Source: ifamericansknew.org) |
Pihak Israel belum memberikan pernyataannya terkait alasan penggerebegan rumah tersebut. Namun, situasi di Tepi Barat memang masih belum kondusif setelah terjadi demonstrasinya besar-besaran pada beberapa pekan lalu.
Selain itu, tentara Israel juga menyerbu rumah lain di Hebron, dengan menyemprotkankan gas air mata di dalamnya. Hal itu menyebabkan sesak napas para penghuninya sehingga mereka harus dirawat di rumah sakit.
Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan tentara Israel menyerbu Usareen desa, sebelah timur dari Tepi Barat utara kota Nablus, dan menangkap seorang 28 tahun setelah mencari rumah keluarganya.
Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan tentara Israel menyerbu Usareen desa, sebelah timur dari Tepi Barat utara kota Nablus, dan menangkap seorang 28 tahun setelah mencari rumah keluarganya.
Warga meminta para aktivis HAM internasional untuk membantu mereka. Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan. Para petani di Nahalin memang sangat tergantung kepada hasil pertanian dari pohon-pohon zaitun dan buah-buahan untuk kehidupan mereka.
Dalam penggerebegan rumah tersebut, pasukan Israel melukai seorang anak bernama Mallak Adawi. Ia diserang oleh tentara Israel di pintu masuk Beit Jala. Saksi mata mengatakan bahwa Adawi sedang berada dalam perjalanan pulang ketika tentara Israel menghentikannya dan memukulinya. Adawi kemudian dirawat di rumah sakit untuk perawatan.
Kekejaman Israel terhadap warga Palestina sudah terjadi berulang kali dan selama ini belum ada reaksi dari dunia internasional yang bisa menghentikan aksi tersebut. Badan HAM PBB pun hanya bisa mengutuk dan mengecam, tanpa ada aksi nyata untuk menghentikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar