Kamis, 22 November 2012

ISRAEL SENGAJA TARGETKAN WARTAWAN DI GAZA

     BRUSSELS, 09 Muharram 1434 / 23 November 2012 (WAFA/MINA) - Federasi Wartawan Internasional (IFJ) menuduh Israel melancarkan perang terhadap wartawan di Gaza yang mengakibatkan terbunuhnya tiga wartawan, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya, Rabu (21/11).


     Serangan udara Israel pada hari Selasa (20/11) terhadap sebuah mobil telah membunuh dua juru kamera al-Aqsa TV, Hossam Mohamed Salamah (30 tahun) dan Mahmoud Ali Al-Komi (30 tahun).  Serangan kedua membunuh seorang direktur Program Al-Quds TV, Mohammed Mousa Abu Eisha (24 tahun), ketika pesawat tempur Israel membom mobilnya di kota Deir al-Balah.
  Pada hari yang sama, Israel menargetkan Komplek kementerian di daerah Abu Khadra, Gaza City. Enam roket telah ditembakkan, salah satunya menargetkan menara Alja dekat kantor Al -Jazeera, menyebabkan kerusakan bangunan yang besar.
    Mereka juga membombardir, Menara Nea'meh yang terletak di Jalan Al Wahda di lingkungan Alrimal, yang juga menyebabkan kerusakan serius pada kantor Kantor Berita  Perancis  (APF) yang terletak di menara tersebut. Kondisi itu, menyebabkan sebagian besar kantor pers di Gaza kosong, sedangkan wartawan bekerja di jalan dan di tempat-tempat lain.
    Menurut fotografer Associated Press, Khaled Alashqar, pecahan rudal menembus gedung perkantoran yang terletak di lantai sebelas  Menara Nea'meh, memecahkan kaca, panel dan merusak beberapa peralatan. Koresponden Al-Hurra Wisam Yassin, yang berada di kantor pada saat itu, menderita syok.
     Presiden IFJ Jim Boumelha mengatakan, serangan mematikan terhadap wartawan "merupakan bukti nyata bahwa militer Israel telah menyatakan perang terhadap wartawan di Gaza."

    "Tidak akan ada lagi alasan dari Angkatan Militer Udara Israel bahwa hal itu untuk menargetkan komunikasi musuh," kata Boumelha. "Tentara mengklaim serangannya adalah operasi akurat,  pasti sudah tahu ada wartawan di dalam mobil ini dan harus bertanggung jawab untuk apa yang tampaknya merupakan kejahatan perang itu," katanya.
     IFJ mengatakan bahwa pasukan Israel mengklaim mereka telah memperingatkan para wartawan melalui media sosial twitternya agar tinggal jauh dari fasilitas Hamas yang mereka tuduh menggunakan media sebagai perisai manusia, namun IFJ menekankan bahwa peringatan seharusnya diberikan menjelang serangan apapun untuk memungkinkan evakuasi warga sipil, termasuk wartawan.
    "Intimidasi terhadap wartawan telah berubah menjadi perang terbuka melalui praktek pasukan pertahanan Israel menembak lebih dahulu dan baru kemudian memperingatkan," tambah Boumelha.

"Hal Ini sangat nekat dan tidak bertanggung jawab dan kami mendesak masyarakat dunia untuk menyelidiki adanya potensi pelanggaran hukum kemanusiaan internasional," tambahnya.

    IFJ mengkaji opsi untuk sebuah misi yang mendesak pemerintah  Jalur Gaza untuk menyelidiki penargetan dan pembunuhan para wartawan.
    Sementara itu, wartawan yang mewakili 14 gabungan perusahaan dan asosiasi media di dunia Arab juga mengecam keras serangan Israel di Jalur Gaza dan penargetan sengaja para wartawan dan staf media, menurut situs IFJ.

     Serangan Israel selama delapan hari itu juga telah melukai sembilan wartawan.
    Sekitar pukul dua pagi, ahad (18/11) lalu, pesawat-pesawat tempur Israel menembakkan beberapa rudal di Al-Shawa Wa Hassri Tower, sebuah bangunan di  lingkungan Rimal, Gaza City. Mereka menargetkan gedung penduduk lokal dan organisasi media internasional. Sekitar 15 wartawan dan fotografer yang mengenakan rompi dengan kata "Press TV" berada di atap bangunan pada saat serangan udara Israel terjadi.

   Lima rudal menghancurkan lantai 11 kantor yang digunakan oleh Al-Quds TV. Stasiun itu mengatakan enam wartawan terluka, empat di antaranya karyawan Al-Quds - Darwish Bulbul, Khadar Al-Zahar, Muhammad al-Akhras dan Hazem al-Da'our. Dua lainnya diidentifikasi sebagai Hussein Al-Madhoun, seorang fotografer freelance yang bekerja untuk kantor berita Ma'an, dan Ibrahim Labed, reporter kantor berita Palestina SAFA. Kondisi Zahar digambarkan kritis setelah salah satu kakinya harus diamputasi.

     Sekitar pukul 07:00 pagi, pada hari yang sama,  tiga karyawan Al-Aqsa TV luka berat ketika dua rudal ditembakkan ke gedung Al-Shourouk, juga dikenal sebagai "bangunan wartawan '."  Seorang juru bicara untuk Pasukan Pertahanan Israel pada akun Twitternya mengklaim bahwa serangan udara menargetkan  pusat komunikasi Hamas.

    Di antara media lokal dan internasional yang kantornya rusak akibat rudal Israel adalah Sky News Arabia, stasiun televisi Jerman ARD, stasiun TV MBC Arab, Abu Dhabi TV, Al-Arabiya, Reuters, Russia Today dan kantor berita Ma'an. (R-022/R-006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar