Jumat, 01 Februari 2013

GUBERNUR BANK SENTRAL ISRAEL MUNDUR, BALIK KE AMERIKA


ZIONIS GO TO HELL  ---  Gubernur Bank Sentral Israel yang akan mengundurkan diri, Stanley Fischer mengatakan hari Rabu (30/1/2013) bahwa dirinya mengundurkan diri lebih karena alasan pribadi daripada alasan profesional.

 
Dalam konferensi pers yang digelar di Al-Quds (Yerusalem), Fischer mengatakan bahwa dirinya yakin telah mencapai tujuan-tujuan yang dia tetapkan untuk dirinya sendiri.

“Delapan tahun adalah waktu yang panjang. Saya yakin saya meninggalkan bank ini dalam keadaan baik, jauh lebih baik dari sebelum saya menjabat,” kata Fischer.

Fischer mengumumkan tentang pengunduran dirinya pada hari Selasa, dengan mengatakan bahwa dia akan pensiun dari jabatannya di bulan Juni dan tidak akan menuntaskan masa tugasnya yang berakhir pada tahun 2015.


“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta saya untuk meneruskan sampai tahun anggaran 2013 diloloskan dan itu mengapa saya memutuskan masih di sini sampai Juni,” imbuh Fischer.

Dia membantah rumor yang mengatakan bahwa dirinya dicalonkan sebagai menteri keuangan di pemerintahan Netanyahu yang baru.

“Sekarang saya akan kembali ke keluarga di Amerika Serikat. Israel adalah negara kedua saya, dan saya bersyukur telah menghabiskan delapan tahun di negeri ini,” katanya lagi.

Fischer sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil presiden dan kepala pakar ekonomi Bank Dunia, kemudian menjadi wakil direktur pelaksana IMF sebelum menjabat gubernur Bank Sentral Israel sejak 1 Mei 2005.


Di lingkungan media Israel tersebar kabar bahwa Fischer meninggalkan posisinya lebih awal disebabkan masalah finansial yang sedang dihadapi Israel, termasuk tentang perlunya menerapkan rencana pengetatan anggaran guna melawan defisit anggaran negara yang sangat tinggi.

Pemerintahan baru Israel hasil pemilihan umum belakangan ini memiliki waktu 45 hari untuk meloloskan anggaran, termasuk kenaikan pajak dan pemanggkasan anggaran guna memperkecil defisit yang telah mencapai US$ 10,5 milyar.

Saat ditanya tentang tantangan terbesar ang dihadapi Israel dalam bidang ekonomi, Fischer menjawab masalahnya adalah harga perumahan yang menjulang tinggi. Demikian dilansir Xinhua.* 

HIDAYATULLAH 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar