Kasus Racun dalam Produk Coca-Cola Terjadi Lagi
Hidayatullah.com--Polisi China mengatakan hari Selasa (06/12/2011) bahwa minuman susu keluaran Coca-Cola yang menyebabkan seorang tewas dan tiga orang lainnya sakit di Chanchun ibukota provinsi Jilin, sengaja diberi racun. Demikian lansir Xinhua.
Pada 28 Nopember lalu, seorang bocah laki-laki tewas dan ibunya keracunan setelah meminum susu berperisa buatan anak perusahaan Coca-Cola, Minute Maid, di Jilin. Si ibu masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil.
Dalam kejadian terpisah, dua orang penduduk Changchun lainnya dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi produk yang sama. Mereka sempat dirawat dan sudah keluar dari rumah sakit.
Kedua peristiwa itu mengakibatkan produk-produk Minute Maid ditarik dari rak-rak toko di Provinsi Jilin.
Polisi mengatakan, contoh yang diambil dari produk minuman bermasalah itu mengandung methomyl dan thiodicarb -- zat kimia yang dipakai dalam pestisida.
Coca-Cola telah mempercayakan Pusat Pengawasan dan Pengujian Kualitas Makanan Nasional China untuk menguji sampel dari angkatan produk yang sama minuman susu berperisa strawberi itu.
Menurut hasil laporan yang dirilis lembaga itu pada hari Senin kemarin, tidak ditemukan zat beracun dalam produk-produk tersebut.
Sebuah kelompok khusus, termasuk tujuh pakar dari Kementerian Keamanan Masyarakat, masih terus melakukan penyelidikan.
Sementara itu, tidak ada penjelasan bagaimana zat-zat kimia beracun tersebut bisa tercampur ke dalam produk minuman susu tersebut.
Xinhua melaporkan, Coca-Cola dalam rilis persnya hari Senin menyatakan bahwa perusahaan "100 persen yakin" bahwa produk-produk mereka aman dan dapat diandalkan.
Namun, ini bukan pertama kalinya raksasa minuman asal Amerika Serikat itu terlibat skandal produk tercemar atau beracun di China. Di Beijing, pada tahun 2009 dan 2010 dilaporkan seorang pria dan seorang remaja keracunan mercuri yang mencemari produk minuman ringan Sprite.
Hasil penyelidikan kemudian menunjukkan, kedua kasus itu diakibatkan keracunan yang disengaja, dan bukan karena masalah kualitas produk Coca-Cola.*
Red: Dija
Tidak ada komentar:
Posting Komentar