Carmi al Khatib adalah bocah Palestina berusia 5 tahun berasal dari desa
Bil’in. Setelah kelahirannya, didapati bahwa ia menderita leukemia. Ia dirawat
di rumah sakit Israel. Untungnya, setelah bertahun-tahun, sakitnya dapat
ditanggulangi dan ia selamat. Namun baru-baru ini, Carmi masuk rumah sakit lagi
karena penyakit langka yang sudah diketahui sejak lahir,menyebabkan ia lebih
menderita kesulitan dan komplikasi.
Ibunya, Khawal dan ayahnya, Haitham al Khatib, bersamanya selama di rumah
sakit. Namun izin ayahnya yang dikeluarkan oleh Administrasi Sipil sudah
berakhir sekitar dua minggu yang lalu. Administrasi Sipil merupakan salah satu
unit militer Israel dari pemerintah Tepi
Barat yang mengurusi isu-isu sipil, salah satunya masalah perizinan. Terakhir
kali ia telah mencoba namun gagal mendapatkan izin kembali untuk melihat
anaknya di rumah sakit. Administrasi Sipil Israel menyatakan Layanan Keamanan
Umum Israel menyatakan ia adalah ancaman
bagi negara Israel dan menolak untuk memperbaharui izinnya.
Haitham mendapat izin enam tahun yang lalu selama enam bulan ketika anaknya
pertama kali masuk rumah sakit. Di periode itu, Angkatan Keamanan Israel
menyerang dan mengadakan latihan di Bil’in. Haitham merekam serangan di desa
yang sering berakhir dengan penangkapan acak dan sebagian besar selalu berakhir
dengan kehancuran. Selama empat tahun setelah itu, Administrasi Sipil israel
menolak izin Haitham karena ia dianggap sebagai ancaman bagi Israel. Sementara
anaknya masuk ke rumah sakit dalam waktu
yang lama. Ia mencoba perizinan yang lain, namun perizinan yang dikeluarkan
untuk rumah sakit Palestina hanya sebatas sampai halaman saja.
Haitham bergabung dalam perjuangan populer di Bil’in. Selama bertahun-tahun
desa itu berjuang melawan pendudukan Israel. Pembangunan pemukiman Yahudi dan
semua tembok pemisah membuat Israel mencaplok tanah dari Bil’in. Sampai suatu
saat nanti atau sampai tembok pemisah runtuh atau sampai dihentikannya
pembangunan pemukiman Yahudi, Haitham dan yang lainnya selalu menemukan
cara-cara inovatif agar manusia tidak melupakan pelanggaran hak asasi manusia
di wilayah penjajahan itu.
Israel, Angkatan Keamanan Israel, dan para pendukungnya menggunakan para aktivis sebagai kartu permainan. Jika Anda ikut
berpartisipasi menjadi aktivis, maka Anda memiliki kesempatan mendapat
perizinan.
Cerita Haitham, para aktivis yang masuk dan keluar dari Gaza diminta untuk
menjadi informan dengan bayaran mereka dapat
ke Israel dan pengobatan. Ketika satu desa mulai berjuang melawan
perampasan oleh tentara Israel, aktivis datang kepada para pemilik tanah untuk
menyelesaikan masalah dalam pembangunan pemukiman Yahudi. Perindustrian
terdekat diminta berpartisipasi dalam protes terhadap perbuatan Israel atau
mereka teracam kehilangan pekerjaan. Perjuangan dan protes bermuara di desa
pada tingkat rakyat. Ini perlu diungkap bahwa serikat buruh atau serikat
pekerja Palestina tidak mendukung bisnis-bisnis Israel di wilayah-wilayah
pendudukan. (ABD)
Sumber: occupiedpalestine.wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar